Portalbangsa.id, TENGGARONG – Desa Muara Siran di Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi salah satu desa yang peduli dengan kelestarian lingkungan. Masyarakat di desa ini ikut serta mengurangi emisi karbon di Kalimantan Timur (Kaltim) dengan menjaga hutan di sekitarnya.
Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, mengapresiasi kesadaran masyarakat Desa Muara Siran. Dia mengajak desa-desa lainnya untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh desa ini.
“Desa-desa di Kukar punya keunggulan dan keunikan masing-masing yang bisa dimanfaatkan untuk memajukan desa. Banyak peluang dan banyak cara, seperti Desa Muara Siran yang menjadikan hutan sebagai aset,” kata Rendi, Kamis (11/8/2023).
Rendi juga mengatakan bahwa pelestarian lingkungan adalah modal utama untuk menjaga alam dan hutan sebagai warisan untuk anak cucu. Dia tidak ingin anak cucu tidak bisa menikmati keaslian dan keindahan alam.
“Selagi kita masih punya hutan, masih punya sumber daya alam, mari kita jaga bersama-sama. Jangan hanya pemerintah, tapi masyarakat juga harus ikut serta, seperti warga Desa Muara Siran,” ucapnya.
Desa Muara Siran di Kecamatan Muara Kaman, beberapa waktu lalu menjadi salah satu desa yang dikunjungi oleh program Forest Carbon Partnership Facility – Carbon Fund (FCPF-CF). Program ini bertujuan untuk melihat penurunan emisi karbon di Kaltim.
Desa Muara Siran memiliki luas wilayah 42.201 hektare, 80 persen wilayahnya adalah hutan rawa sekunder atau gambut, dan sungai-sungai kecil. Desa ini dulunya sering terjadi kebakaran hutan, tapi sekarang sudah berubah menjadi destinasi wisata di Kaltim.
Masyarakat di Desa Muara Siran berprofesi sebagai nelayan, petani sarang walet, beternak kerbau di sungai dan danau, serta pembuat arang. Aktivitas ini secara tidak langsung turut menjaga hutan di sekitar desa.
Masyarakat Desa Muara Siran juga mendapat bantuan dari program FCPF-CF untuk mengelola hutan dan lingkungan. Sejak 2015, tidak ada lagi kebakaran hutan dan lahan di sekitar desa ini.
Desa Muara Siran juga menjadi desa wisata dengan memanfaatkan kondisi alam, aktivitas masyarakat, budidaya ikan dan usaha sarang walet. Desa ini memiliki kawasan perlindungan inti, ekowisata gambut, pemanfaatan kayu, kehutanan masyarakat, danau, pusat pendidikan gambut, dan lain-lain.