Portalbangsa.id – Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Hetiafah Sajifudian Kembali menggelar Diskusi kebudayaan Inspirasi, eksplorasi,dan digitalisasi, konten kebudayaan, kegiatan yang dihadiri oleh puluhan peserta tersebut digelar di Ballroom Hotel Aston Samarinda, Senin (13/11/2023) siang.
Selain Hetifah, Nampak hadir dalam kegiatan kali ini yakni, Kepala Dinas Pemuda olahraga dan Pariwisata, kota Samarinda, Muslimin, Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin.
Dalam kesepatannya Hetifah mengatakan jika, Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memiliki Indek Pembangunan Kebudayaan (IPK) untuk mengukur pemajuan kebudayaan, hal ini kata dia, berlandasakan pada amanat Undang Undang 1945 pasal 23 ayat satu yang menyatakan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai budayanya.
“Seperti kita ketahui Bersama bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya dan hal tersebut telah diakui dunia hingga saat ini bahwa setia wilayah Indonesia, memiliki budaya yang unik dan tak dimiliki oleh tempat lain, dan tak sedikit warisan budaya ini menjadi ciri khas dan cerminan dari suatu daerah di Indonesia,” ucap legislator Partai Golkar tersebut.
Namun kata dia, saat ini banyak warisan budaya tersebut terancam punah disebabkan luntur oleh perkembangan zaman yang semakin canggih.
“Tak bisa di pungkiri bahwa hingga kini banyak warisan budaya kita yang terancam punah, lantaran pelaku budayanya yang kurang dalam mepromosikan berbagai kultur budaya ke masyarakat luas, selain itu media promosi budaya kita juga hingga kini masih juga terbatas,” sebutnya.
Dia juga menjelaskan jika sejumlah negara maju kini tengah serius dalam mempromosikan berbagai budaya yang mereka miliki, hal tersebut terlihat dengan hadirnya sejumlah media kebudayaan yang terintegrasi di sejumlah negara maju itu seperti misalnya Arirang Culture milik Korea Selatan.
“Di Korea Selatan, Kanal budaya Arirang TV di dukung penuh oleh kementerian budaya, olahraga, dan pariwisatanya, begitupun dengan BBC Culture Ingris, CGTN Culture Tiongkok dan Smithsonian Chanel milik Amerika Serikat,” jelas Hetifah.
Dia pun mengapresiasi dengan hadirnya Indonesiana.TV yang merupakan Platfom media ekspresi, pustaka, serta promosi budaya yang terintegrasi yang dikelola oleh kementerian Pendidikan kebudayaan Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemndikbudristek-RI).
“Selain menjadi wadah Ekspresi merdeka berbudaya, kanal Indonesiana juga bermitra dengan masyarakat, serta para pelaku dan komunitas seni budaya, hal ini dilakukan mengingat partisipasi masyarakat merupakan kunci dalam meciptakan kanal budaya yang inklusif dan relevan, serta menumbuhkan rasa kepemilikan bersama atas kebudayaan,” tutur Hetifah. (*)
Sumber: kaltimnews.co