portalbangsa.id, TENGGARONG – Meski dikenal sebagai salah satu penghasil utama ikan Betutu yang diekspor ke Singapura, Kutai Kartanegara (Kukar) kini menghadapi sejumlah hambatan dalam mempertahankan volume ekspor. Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Fadli, mengungkapkan bahwa penurunan ekspor ikan Betutu terjadi karena beberapa faktor, termasuk berkurangnya ketersediaan bibit dan durasi pemeliharaan yang panjang.
“Dulu, harga ikan Betutu bisa mencapai 130 ribu per kilogram. Namun, produksi saat ini menurun akibat berkurangnya bibit di alam dan waktu pemeliharaan yang cukup lama,” jelas Fadli.
Proses budidaya ikan Betutu memakan waktu hingga satu tahun, yang menjadi tantangan bagi para pembudidaya. “Kami terus mencari solusi untuk meningkatkan ketersediaan bibit dan mempercepat durasi pemeliharaan agar produksi dapat kembali optimal,” ujar Fadli.
Untuk mengatasi masalah ini, DKP Kukar memberikan dukungan teknis dan pelatihan kepada para pembudidaya, dengan harapan mereka dapat meningkatkan produksi ikan Betutu. “Kami siap membantu dengan teknologi dan pengetahuan terbaru agar produksi dapat meningkat,” tambahnya.
Selain itu, DKP Kukar merencanakan program revitalisasi yang fokus pada penyediaan bibit berkualitas serta pengembangan teknik budidaya yang lebih efisien. Fadli berharap langkah ini dapat membantu pembudidaya mengatasi masalah yang ada dan kembali meningkatkan ekspor ke Singapura. (Adv/Dinas Kelautan & Perikanan Kukar)