Portalbangsa.id, Samarinda – Aliansi Mahasiswa Anti Korupsi Kalimantan Timur (AMAK Kaltim) tak tinggal diam melihat dugaan korupsi yang mencoreng daerahnya. Pada Senin (4/8/2025), puluhan mahasiswa menggelar aksi di depan Gedung KPK, Jakarta, mendesak penyelidikan mendalam terhadap sejumlah kasus di Kaltim.
Fokus utama mereka adalah proyek rekonstruksi gedung DPRD Kaltim senilai lebih dari Rp50 miliar dan kemacetan kredit di Bank Kaltimtara yang diduga melibatkan pejabat daerah.
Dipimpin Faisal Hidayat, koordinator lapangan AMAK Kaltim, massa aksi menyampaikan lima tuntutan. Mereka menyoroti penegakan hukum yang lambannya terhadap dugaan penyimpangan anggaran dan diizinkan di lingkungan Pemprov serta DPRD Kaltim.
“KPK harus segera menggunakan proyek rekonstruksi DPRD dan seret oknum berinisial H yang diduga menerima fee dari proyek OPD,” kata Faisal dengan nada tegas di hadapan pendemo.
Selain itu, siswa memasukkan anggaran Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dinilai janggal. Mereka meminta KPK memeriksa keterlibatan Sekda Provinsi Kaltim dalam kasus ini.
“Jangan biarkan DBON jadi lahan korupsi,” ujar Faisal.
Tak ketinggalan, mereka menyoroti kemacetan kredit di Bank Kaltimtara yang diduga terkait dengan perusahaan milik oknum pejabat.
“Jika dibiarkan, ini akan merusak kepercayaan masyarakat terhadap bank daerah,” tambahnya.
Dengan membawa spanduk bertuliskan “Usut Renovasi DPRD 50 M” dan “Tangkap Oknum H”, AMAK Kaltim menegaskan bahwa korupsi di daerah sudah mengakar. Mereka mendesak KPK memperluas penyelidikan ke daerah, bukan hanya fokus di pusat.
Jika tidak ada tindakan nyata, mahasiswa berencana membuka posko pelaporan publik untuk mengumpulkan bukti tambahan. Aksi berjalan tertib dan ditutup dengan penyerahan dokumen tuntutan ke KPK. Suara mahasiswa ini menjadi pengingat bahwa perjuangan melawan korupsi di Kaltim harus terus digaungkan. (*)

